Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jalur rel kereta api KM 32+5/7, yang menghubungkan Stasiun Gubug ke Stasiun Karangjati di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kembali ambles akibat luapan air dari Sungai Tuntang.
Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, bencana tambahan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Grobogan dan hulu Sungai Tuntang di Kabupaten Semarang sejak Jumat (24/1).
Sebuah forum forkopimda Siaga Bencana Grobogan melaporkan kepada BNPB bahwa hujan lebat telah menyebabkan volume Sungai Tuntang meningkat dengan arus yang tinggi, mengakibatkan kerusakan kembali pada batu krisak dan pondasi bantalan jalur rel kereta api.
Laporan awal menunjukkan bahwa air dari Sungai Tuntang menyentuh tanggul bantalan rel kereta api sekitar pukul 21.00 WIB.
Pada kira-kira pukul 22.00 WIB, aliran yang awalnya berupa rembesan air itu kemudian meningkat dengan arus yang semakin deras.
Tak lama setelah itu, bantalan rel yang sudah ditambal benar-benar tidak dapat menahan arus air yang deras dan amblas kembali.
Menurut Abdul, dengan kondisi tersebut, perjalanan kereta api dari Jakarta ke Surabaya di wilayah utara kembali terhambat.
Selain menutup kembali jalur, KAI DAOP IV Semarang juga melakukan rekayasa pola operasi dengan mengalihkan perjalanan kereta api memutar melalui jalur Brumbung-Gundih-Gambringan dan jalur Brumbung-Solo-Surabaya.
Dia menyatakan, “Menurut KAI, terdapat 11 perjalanan kereta api yang harus dialihkan karena kejadian tersebut.”
Untuk menangani situasi darurat, forkopimda Kabupaten Grobogan segera mengaktifkan kembali satgas penanganan banjir, yang dipimpin oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan.
Untuk kaji cepat dan penanganan darurat serta memberikan dukungan kepada KAI DAOP IV Semarang, komando gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, Tagana, PMI, Banser, relawan, dan unsur terkait kembali terjun ke lapangan.
Di lokasi kejadian, KAI saat ini menyiagakan ratusan petugas prasarana, alat berat, dan material pendukung lainnya untuk menangani luapan air. Untuk memastikan jalur dapat digunakan segera, proses penanganan dilakukan dengan teliti.
Selain itu, laporan tingkat elevasi Bendung Glapan, yang mengatur debet air Sungai Tuntang, menunjukkan tren debit air mengalami peningkatan yang signifikan.
Dilaporkan bahwa pada pukul 00.00 WIB pada hari Sabtu (25/1) tingkat elevasi berada pada 1.970, di atas ambang batas level tertinggi 1.905. Setelah peningkatan ini, statusnya dinyatakan awas.
BPBD Kabupaten Grobogan telah meminta perangkat desa untuk segera melakukan evakuasi warga, termasuk hewan ternak, karena banjir susulan. Beberapa wilayah telah kembali dikepung banjir. Tim saat ini sedang melakukan penelitian cepat, dan ke depan, data terbaru akan diberikan.