Akhir pekan ini, istilah pernikahan lavender muncul di media sosial. Ada dugaan bahwa artis terkenal melakukan pernikahan lavender, yang memicu perdebatan tentang hal itu.
Banyak orang bertanya-tanya apa arti istilah “perkawinan lavender” karena sering disebut dalam diskusi media sosial.
Namun, pengguna akun X yang lain menyatakan bahwa pernikahan lavender bukan istilah generasi Z; itu sudah ada sejak lama.
Apa Itu Lavender Marriage?
Pernikahan lavender adalah ikatan antara seorang pria dan seorang wanita di mana setidaknya satu pasangan adalah homoseksual atau biseksual dan dilakukan tanpa alasan cinta romantis.
Pernikahan lavender dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual pasangan, menurut laman Pernikahan.
Pada beberapa dekade terakhir, pernikahan lavender dilakukan karena penerimaan terhadap orang dengan orientasi seksual sesama jenis atau biseksual yang rendah.
Kilas Balik Lavender Marriage
Dalam The Prime Time Closet: A History of Gays and Lesbians on TV, profesor Stephen Tropiano dari Ithaca College, Amerika Serikat, berbicara tentang pernikahan lavender.
Ia membahas aktor dan aktris Hollywood dari tahun 1920-an yang memiliki orientasi seksual terhadap sesama jenis atau biseksual. Pernikahan dengan lawan jenis dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual sebenarnya.
Pada saat itu, studio-studio besar di Amerika Serikat memiliki “klausul moral” untuk aktor dan aktris. Aktor atau aktris yang “kehilangan rasa hormat dari publik” mungkin tidak menerima kompensasi atau honor.
Saat itu, pernikahan lavender dianggap sebagai solusi untuk klausul tersebut.
Tropiano menyatakan, “Kita harus ingat bahwa banyak dari keputusan yang dibuat adalah keputusan ekonomi.”
Tropiani mengatakan, mengutip laman History, “Itu tentang seseorang yang mempertahankan kariernya.”
Bagaimana Lavender Marriage Bisa Berjalan?
1. Perjanjian
Kedua belah pihak ini harus berkomunikasi dan mencapai konsensus secara jelas dalam hubungan mereka.
2. Perlindungan masyarakat
Menikah dengan lavender memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan standar masyarakat sehingga mereka tidak merasakan diskriminasi atau pandangan sinis dari orang lain.
3. Menurunkan stres keluarga
Ada beberapa keluarga di mana setelah lulus sekolah, mereka bekerja, menikah, dan memiliki anak. Disebutkan bahwa pernikahan lavender dapat meredakan tekanan dalam keluarga, yang berarti konflik dan stres dalam keluarga besar berkurang.
4. Mempunyai pasangan
Meskipun tidak ada cinta romantis, pasangan lavender sering kali berbagi persahabatan, rasa hormat, dan dukungan timbal balik. Persahabatan ini dapat berfungsi sebagai sumber kenyamanan dan stabilitas yang sangat penting. Bisa menjadi rekan dalam menghadapi kesulitan hidup.
Konsekuensi Lavender Marriage
Hubungan rumit antara persepsi publik dan kebenaran pribadi adalah alasan untuk berbicara tentang pernikahan lavender. Orang yang memilih pernikahan ini harus menghadapi beberapa konsekuensi.
1. Ketegangan psikologis
Menurut laman Pernikahan, orang-orang dalam pernikahan lavender mungkin mengalami konflik antara identitas sosial mereka dan identitas pribadi mereka. Hal ini dapat menyebabkan tekanan emosional seperti kecemasan, depresi, atau kehilangan identitas.
2. Masalah dalam hubungan
Ketidakpuasan dalam hubungan disebabkan oleh kurangnya ikatan romantis.
3. Berada dalam dua lingkungan
Berada dalam dua dunia yang tidak cocok satu sama lain dapat membuat seseorang kesepian.